Monday, January 09, 2006

Hujan Dan Bintang

Malang di guyur hujan yang bagai tanpa henti. Datang rutin serutin orang minum obat. Tiap siang menjelang sore, dengan setia rintik yang akan makin menderas itu bertandang. Butiran air nya berpacu menciumi bumi, seperti ditumpahkan begitu saja dari keluasan langit di atas sana. Hujan akan tetap mendekap bumi bahkan hingga malam tiba, untuk esok pagi meninggalkan tanah basah yang dengan senang menodai bagian bawah pakaian dan mewariskan lumpur di hak sepatu. Untung saja hujan datang bagai dijadwal. Sekitar pukul dua siang baru ia datang. Pakaian yang dicuci pagi sekali, jadi punya harapan kering. Walau kadang dari pagi ia sudah tertawa terbahak-bahak, menyemburkan air ke bumi yang dengan rakus menelannya dan menyisakan danau-danau kecil pada jalan berlubang. Tapi apapun ulahnya, aku tetap suka sekali pada hujan. Memandanginya saja sudah menimbulkan sejuk di hati ini. Apalagi menari dan mendekap nya erat-erat dan merasakan sensasi pelukan dinginnya yang menjalar ke seluruh tubuhku. Aku ingin terus berdiri dibawah rinainya yang membuat gigil. Membiarkan diriku diserbu jarum-jarum basah, menikmati merdu kecipak air diantara telapak kaki yang melompat-lompat dengan ritmis.

Tapi semenjak hujan datang hampir tiap hari, malam kehilangan cahaya terang. Mungkin bintang-bintang takut pada hujan. Mungkin mereka kedinginan di atas sana sehingga sejenak bersembunyi menghangatkan diri entah di pojok langit yang mana. Karena kalau tidak begitu, mereka bisa masuk angin nanti. Terkadang aku masih bisa melihat gemintang itu di subuh hari. Dan satu-satu nya rasi yang bisa ku kenali adalah scorpio. Yah, ini lebih karena aku tidak tahu banyak tentang bentuk dan nama keluarga rasi bintang. Tapi itu tak menyurutkan langkahku untuk tetap menyukai dan menanti kedatangan mereka segera setelah rehatnya mentari. Walau aku tahu, harapan menemui mereka saat hujan adalah semu.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

Site Meter